6 Stasiun MRT Siap Dibangun di Kabupaten Tangerang, Disebut Solusi Macet Jakarta–Merak
Subusallam – 6 Stasiun MRT Pemerintah lokal dan pihak terkait kini menyiapkan pembangunan enam stasiun Mass Rapid Transit (MRT) di Kabupaten Tangerang sebagai bagian dari jalur baru rute MRT Cikarang–Balaraja (East‑West Line). Proyek ini ditujukan untuk mengatasi kemacetan yang semakin parah di koridor Jakarta–Merak, sekaligus meningkatkan konektivitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Berikut uraian lengkap mengenai rencana, manfaat, tantangan, dan implikasi proyek tersebut.
Rencana Stasiun dan Jalur
Enam stasiun yang akan dibangun di wilayah Kabupaten Tangerang akan tersebar di sejumlah kecamatan yakni: Bitung, Curug, Cikupa, dan Balaraja.
Rute total MRT Cikarang–Balaraja diperkirakan memiliki panjang sekitar 20 kilometer di Kabupaten Tangerang, sebagian besar dari jalur ini berada di wilayah kabupaten.
Proyek ini adalah bagian dari Program Strategis Nasional (PSN) dan termasuk dalam fase pengembangan MRT Fase III atau East‑West Line yang melewati Provinsi Banten (termasuk Kabupaten & Kota Tangerang), DKI Jakarta, hingga Bekasi/Cikarang di Jawa Barat.
Baca Juga: BNN Bakar 5.000 Batang Ganja Dari Dua Lokasi di Aceh Besar
Kendala dan Perkembangan
Pemerintah Kabupaten Tangerang mendukung penuh proyek tersebut. Sekda Kabupaten, Soma Atmaja, menyebut bahwa pembangunan stasiun di Kecamatan Bitung, Curug, Cikupa hingga Balaraja adalah harapan masyarakat banyak. Studi kelaikan, analisis teknis dan kebijakan masih berlangsung. Skema pembiayaan, pembebasan lahan, dan detail engineering design (DED) perlu diselesaikan.
Pemerintah provinsi dan pusat terlibat dalam perencanaan, melalui Kementerian Perhubungan, Ditjen Perkeretaapian, BPTJ, serta Pemprov Banten
Manfaat yang Diharapkan
Mengurangi Kemacetan di Koridor Jakarta–Merak
Jalan tol dan ruas jalan antar‑provinsi di sepanjang koridor Jakarta–Merak sering mengalami kemacetan berat terutama di jam‑sibuk. Dengan adanya MRT yang melintasi sebagian wilayah Kabupaten Tangerang, diharapkan beban lalu lintas kendaraan pribadi dan angkutan umum konvensional bisa berkurang.
Konektivitas Antar Daerah dan Mobilitas Warga
Stasiun‑stasiun baru akan memudahkan akses masyarakat dari Kecamatan yang sebelumnya kurang terlayani moda transportasi cepat, menuju pusat ekonomi di Tangerang, Jakarta, ataupun ke daerah industri di Balaraja. Waktu tempuh diharapkan lebih cepat dibandingkan menggunakan mobil atau angkutan darat yang terkena macet.
Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal dan UMKM
Rencana pembangunan stasiun di tiap titik melibatkan potensi kawasan TOD (Transit Oriented Development). Di sekitar stasiun akan dibuka kios‑kios, ruang usaha kecil dan menengah, yang bisa menjadi pusat aktivitas ekonomi baru. Pemkab Tangerang bahkan berencana menyediakan kios bagi UMKM lokal di stasiun.
Peningkatan Transportasi Publik dan Penurunan Emisi
Dengan pilihan transportasi publik yang lebih cepat dan nyaman, orang diharapkan lebih memilih MRT dibanding mobil pribadi. Ini bisa mengurangi kemacetan, polusi udara, dan konsumsi bahan bakar.
6 Stasiun MRT Tantangan yang Harus Diatasi
Pembebasan Lahan: Di beberapa titik, lahan yang akan digunakan mungkin milik warga yang harus dinegosiasikan; bisa ada protes, sengketa, atau harga tinggi.
Pendanaan dan Skema Biaya: Butuh investasi besar. Skema pembiayaan harus jelas: siapa bertanggung jawab, berapa kontribusi pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, dan swasta.
Teknis & Lingkungan: Penyesuaian trase agar tidak mengganggu zona risiko bencana, drainase, sungai, dan infrastruktur lain. Penyusunan lingkungan hidup, dampak terhadap masyarakat terdampak harus diperhatikan.
Integrasi Moda Lain: Agar efektif, stasiun MRT harus terintegrasi dengan transportasi pendukung seperti feeder bus/travel, jalan penghubung, tempat parkir, hingga fasilitas penunjang lainnya.
Waktu Pelaksanaan & Konsistensi Pemerintah: Proyek besar butuh kepastian administrasi, regulasi, dan komitmen jangka panjang agar tidak terbengkalai.
6 Stasiun MRT Apakah Benar Bisa Jadi Solusi Macet Jakarta–Merak?
MRT harus berjalan baik, dengan frekuensi tinggi, tarif terjangkau, dan pelayanan yang prima agar banyak orang meninggalkan kendaraan pribadi.
Harus ada integrasi moda transportasi lain, fasilitas pendukung, dan jalur‑feeder yang membawa orang ke/stasiun MRT.
Pengaturan lalu lintas di jalan tol dan non‑tol juga perlu disesuaikan agar aliran kendaraan menuju/keluar tol lebih lancar.
Catatan & Kesimpulan
Walau banyak laporan menyebutkan 11 stasiun akan dibangun melintasi Kota dan Kabupaten Tangerang, enam di antaranya berada di Kabupaten.
Proyek MRT Cikarang‑Balaraja / pengembangan East‑West Line ini memiliki potensi besar bila tahap perencanaan dan pelaksanaan berjalan lancar.
Namun agar manfaatnya maksimal, diperlukan komitmen kuat dari semua pihak terkait, mulai dari pusat hingga tingkat kabupaten dan masyarakat.











